Hi! I'm Syifa Khansa Salsabila. Best known as 'syifa' or 'syifaks', an ISFP person who is whipped for couch and pillows
- Part of Andalasian, and also future psychologist -

NIM: 2010323004







Skin By : Adam Faiz's
Image : Pinterest
© 2013-2020 syifaks




Functionalism & Behaviorism
Sabtu, 14 November 2020, November 14, 2020

Sebelumnya dalam pembahasan mengenai psikologi modern (dapat dilihat kembali di sini), kita telah mengetahui bahwa terdapat bermacam aliran dalam psikologi yang berusaha untuk mempelajari psikologi secara ilmiah. Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas lebih lanjut mengenai 2 aliran psikologi modern, yakni fungsionalisme dan behaviorisme.


FUNCTIONALISM

Aliran fungsionalisme didirikan oleh William James bersama dengan John Dewey. Fungsionalisme ialah aliran psikologi yang cenderung menekankan pada proses mental, dan lebih fokus kepada peranan dan fungsi-fungsi dari kesadaran. Aliran fungsionalisme menganggap bahwa kesadaran yang meliputi pikiran, emosi, persepsi indrawi, dan kehendak bebas (free-will) merupakan adaptasi individu terhadap lingkungan fisik. Fungsionalisme terdiri dari aliran fungsionalisme Chicago dan Columbia. Pemanfaatan fungsionalisme Chicago diterapkan dalam bidang pendidikan, sedangkan pemanfaatan fungsionalisme Columbia diterapkan dalam bidang yang lebih beragam sehingga cakupannya lebih luas. 

Menurut Fred S. Keller, terdapat beberapa karakteristik fungsionalis psikologi, yaitu:
  1. Fungsionalis menentang strukturalis mengenai pandangan mereka terhadap fokus objek kesadaran
  2. Fungsionalis lebih menekankan pada fungsi akal daripada penjelasan statis mengenai isinya
  3. Fungsionalis menginginkan psikologi menjadi ilmu praktis, bukan sekedar ilmu murni
  4. Fungsionalis mendesak perluasan mengenai penelitian dan metode yang dipakai dalam psikologi
  5. Fungsionalis menerima proses mental dan perilaku sebagai objek penting dari psikologi
  6. Fungsionalis lebih tertarik pada penyebab perbedaan individu daripada penyebab kemiripan individu
  7. Fungsionalis tertarik pada 'mengapa' proses mental terjadi dan tingkah laku yang berkaitan dengan motivasi

Tahap Perkembangan Fungsionalisme
  1. Moral dan Mental (1640-1776) ➡ Psikologi masih tergabung dengan topik-topik seperti etika, ketuhanan, dan filsafat. Tokoh yang berperan dalam perkembangan di tahap ini yakni Samuel Johnson dan John Locke
  2. Filsafat Intelektual (1776-1886) ➡ Psikologi di Amerika mulai terpisah menjadi disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan dipengaruhi oleh filsafat akal sehat Skotlandia
  3. Renaissance U.S. (1886-1896) ➡ Psikologi menjadi ilmu empiris yang terlepas dari agama dan filsafat. Perbedaan individu, kepraktisan, dan adaptasi terhadap lingkungan menjadi fokus utama dari psikologi
  4. Fungsionalisme Amerika (1896-present) ➡ Pada tahap ini, mulailah berdiri sekolah fungsionalisme yang di dalamnya menggabungkan sains, fokus terhadap kepraktisan, penekanan pada individu, dan teori evolusi.

Tokoh-tokoh Aliran Fungsionalisme

William James
James adalah pelopor aliran fungsionalisme yang berkontradiksi dengan aliran strukturalisme. Ia melontarkan ketidaksetujuannya terhadap penyelidikan yang terlalu mendalam tentang struktur jiwa seseorang. Menurutnya, otak, kesadaran/consciousness dan pikiran/mind seseorang terus mengalami perubahan seiring waktu. James menyatakan bahwa psikologi tidak sekedar mempelajari elemen dari mind process, tetapi juga mengamati bagaimana fungsi adaptif dari mind itu sendiri. Dengan penekanan pada fungsi dari kesadaran, ia menganggap bahwa metode introspeksi dari strukturalisme terlalu membatasi. Oleh karena itu menurut ahli fungsionalis, dibutuhkan yang namanya observasi atau penelitian perilaku aktual untuk melengkapi data yang berasal dari introspeksi. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui bagaimana organisme mampu beradaptasi dengan lingkungannya.

Aliran Fungsionalisme Chicago
James Rowland Angell
Angell mengutarakan 3 pandangannya dalam mendefinisikan apa itu fungsionalisme, yakni:
  1. Fungsionalisme adalah psikologi tentang mental operation, berkontradiksi dengan psikologi strukturalisme yang berorientasi pada elemen mental. Fungsionalisme mempelajari bagaimana aktivitas kerja dari proses mental, apa yang dikerjakan, dan dalam kondisi apa hal itu terjadi
  2. Fungsionalisme adalah psikologi mengenai fungsi dasar kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan spesies/individu dan lingkungannya
  3. Fungsionalisme merupakan psikologi yang bersifat psikofisikal, yaitu psikologi tentang keseluruhan organisme yang menyangkut penafsiran hubungan antara jiwa dan tubuh
John Dewey
Dewey adalah tokoh pencetus aliran fungsionalisme yang menolak aliran psikologi elementarisme. Ia menyatakan bahwa segala pemikiran dan perbuatan harus memiliki tujuannya. Dalam bidang pendidikan, ia menerapkan prinsip 'learning by doing', di mana seseorang perlu melakukan tugas/pekerjaan secara langsung sembari terus belajar dari apa yang ia kerjakan. Dewey juga berpendapat bahwa persepsi dan gerakan (stimulus-respon) merupakan satu-kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Hal ini dikarenakan setiap perilaku akan berujung kepada respon terhadap stimulus

Aliran Fungsionalisme Columbia
James McKeen Cattel
Cattel adalah tokoh pencetus kata 'tes mental'. Menurutnya, intelegensi dapat diukur melalui studi sensoris dan kemampuan motorik. Terdapat beberapa pandangan Cattel terhadap aliran fungsionalisme, yakni:
  1. Fungsionalisme menganggap manusia sebagai satu kesatuan. Oleh karena itu, fungsionalisme tidak menganut paham dualisme.
  2. Fungsionalisme mempelajari hubungan antar tingkah laku dan tidak perlu deskriptif dalam mempelajarinya
  3. Perkembangan dari fungsionalisme meliputi seluruh cabang psikologi modern
Edward Lee Thorndike
Thorndike terkenal akan 2 hukumnya, yakni the law of effect (hukum efek) dan the law of exercise/the law of use & disuse (hukum latihan). The law of effect menyatakan bahwa peningkatan intensitas hubungan antara stimulus-respon dipengaruhi oleh keadaan menyenangkan yang menyertainya. Berdasarkan the law of exercise, hubungan antara stimulus dan respons dapat melemah bila tidak dilatih atau tidak dilakukan secara berulang-ulang, karena stimulus-respon dapat muncul dengan adanya pengulangan.


BEHAVIORISM

Behaviorisme adalah aliran psikologi yang menolak keras pemikiran aliran fungsionalisme yang menyatakan bahwa kesadaran merupakan objek studi dari psikologi. Behaviorisme memandang konsep-konsep mental sebagai konsep yang tidak nyata dan tidak mempunyai arti/makna pada ilmu tingkah laku. Psikologi haruslah fokus pada tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar yang dapat diamati, bukanlah fokus kepada sesuatu yang tidak nyata (tidak dapat diraba, dilihat, dirasakan, dan diukur) seperti consciousness/kesadaran.

Dalam aliran behaviorisme, ada yang namanya neobehaviorisme. Beberapa prinsip neobehaviorisme yaitu:
  1. Fokus pada proses belajar
  2. Sebagian besar tingkah laku dapat dijelaskan melalui hukum conditioning, sekompleks apapun itu
  3. Mengadopsi prinsip operasionalisme
Beberapa tokoh aliran behaviorisme yaitu:

Ivan M. Sechenov
Sechenov berpandangan bahwa semua perilaku/aksi pada awalnya selalu disebabkan oleh stimulasi yang berasal dari sensori eksternal dan dihasilkan dari proses fisiologis dalam otak. Oleh karena itu, Sechenov menolak pendapat bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh mind

Sechenov menekankan pentingnya inhibisi untuk menjelaskan mengapa manusia sering mengontrol tingkah laku refleks secara sengaja, seperti menahan bersin. Inhibisi juga dapat menjelaskan penyebab ketidaksesuaian antara intensitas stimulus dengan intensitas respon yang muncul. 

Selain itu, ia juga menyatakan bahwa psikologi harus dipelajari menggunakan metode fisiologi objektif, sehingga dapat dikatakan sebagai ilmu yang positif dan ilmiah. Oleh karena itu, ia menolak metode analisis introspeksi dalam menafsir fenomena psikologi

John B. Watson
Watson adalah tokoh pencetus aliran behaviorisme. Ia juga seorang ahli matematika dan filsafat dari Universitas Chicago, yang terkenal akan teorinya mengenai Stimulus-Respon. Ia menyatakan bahwa psikologi harus menggunakan metode empiris yakni observasi, pengondisian, pengujian (testing), dan laporan-laporan verbal. Bebarapa pandangan Watson yaitu:
  • Psikologi merupakan ilmu yang bertujuan untuk memprediksi tingkah laku, dikarenakan terdapat hukum yang mengatur dan mengontrol tingkah laku. Ketika suatu organisme dipapari stimulus, psikologi dapat memperkirakan respons apa yang muncul dari spesies/individu tersebut
  • Tingkah laku tidak didasari oleh free-will maupun unsur herediter, melainkan ditentukan oleh faktor eksternal/lingkungan
  • Watson menolak the law of effect Thorndike dan mendukung teori Classical Conditioning Pavlov. Menurutnya, kebiasaan/habits didapat dari hasil belajar dan merupakan proses pengondisian yang kompleks. Watson menerapkannya pada percobaan fobia terhadap bayi Albert. Dalam eksperimen ini, Watson mendemonstrasikan bagaimana stimulasi dapat dipengaruhi oleh pengalaman sehingga menimbulkan respon emosional
  • Mengenai memori/ingatan, ia berpendapat bahwa semua yang diingat dan dilupakan ditentukan oleh seberapa sering individu melakukan atau menggunakan sesuatu. Kebutuhanlah yang menjadi faktor penentu apakah sesuatu berubah menjadi habit.
  • Watson membuka jalan bagi penelitian-penelitian psikologi yang empiris pada eksperimen yang terkontrol, dikarenakan pernyataan tegasnya bahwa terdapat hukum yang mengontrol tingkah laku dan penolakannya terhadap konsep jiwa/kesadaran

Ivan P. Pavlov
Sejalan dengan Sechenov, Pavlov mempercayai bahwa psikologi harus dipelajari menggunakan metode dan konsep dalam fisiologi. Pavlov dikenal dengan teori yang ia kemukakan, yaitu metode Classical Conditioning. Ia menggunakan anjing sebagai objek penelitiannya. Pertama-tama, anjing diberi stimulus berupa bunyi bel yang kemudian diikuti oleh pemberian makanan. Hal tersebut dibiasakan secara terus menerus dan berlangsung selama berbulan-bulan, sehingga setiap bel berbunyi akan timbul respons berupa air liur dari mulut anjing. Suatu hari, Pavlov mencoba membunyikan bel tanpa menyodorkan makanan. Alhasil, sang anjing tetap bereaksi dengan mengeluarkan air liurnya, karena sudah terbiasa diberi makanan ketika bel dibunyikan. Inilah yang dinamakan dengan proses belajar, yang diyakini juga terjadi pada manusia.
  • Ia menemukan refleks yang dipelajari (Conditioned Reflex), dibuktikan dari produksi cairan lambung anjing yang dipicu oleh pemberian makanan. Ada juga refleks yang tidak dipelajari/bawaan lahir (Unconditioned Reflex), yang dipicu oleh stimulus yang tidak dipelajari (Unconditioned Stimulus/US)
  • Refleks disebabkan oleh stimulus tertentu dan dapat juga terhambat bila ada hambatan. Dalam Exciatory Conditioning, Conditioned Stimulus (CS) akan memicu Conditioned Response (CR). Sedangkan dalam Inhibitory Conditioning, CS akan menghambat CR.

B.F. Skinner
Skinner dikenal dengan teori yang ia kemukakan, yakni metode Operant Conditioning. Berbeda dengan Pavlov, menurutnya tingkah laku merupakan suatu tindakan yang disengaja atau operant behavior, dan terjadi tanpa stimulus yang nyata. Ia berpendapat bahwa organisme beroperasi dalam lingkungannya untuk mendapatkan reward/makanan. Selama hidup dalam lingkungannya, organisme akan berhadapan dengan beragam stimulus, di antaranya reinforcing stimulus yang memperkuat operant (tingkah laku yang tampil persis sebelum bertemu dengan stimulus). Operant conditioning juga disebut sebagai instrumental learning, di mana tingkah laku yang dipelajari merupakan alat untuk mencapai reward/hadiah dan menghindari punishment/hukuman.

Vladimir M. Bechterev
Bechterev adalah pendiri laboratorium eksperimen pertama di Rusia berkat dorongan dari Wundt & Du Bois-Reymond. Ia merupakan tokoh di bidang refleksologi, yakni studi yang sangat objektif terhadap perilaku manusia. Dalam studi ini, ia mempelajari hubungan stimulasi lingkungan dan perilaku yang tampak (overt behavior) seperti ekspresi wajah, gestur, dan gaya bicara

Bechterev bertentangan dengan Pavlov. Ia melayangkan berbagai kritikan terhadap teori conditioning Pavlov, dengan menyatakan bahwa metode tersebut sulit diterapkan pada manusia. Menurutnya, refleks sekresi merupakan suatu hal yang tidak penting dari perilaku makhluk hidup, karena sifatnya yang unreliable dan sulit diukur secara akurat.

William McDougall
Dougall adalah tokoh aliran behaviorisme pertama yang mendefinisikan psikologi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku. Pada tahun 1905, ia menyatakan bahwa psikologi merupakan ilmu positif dari perilaku makhluk hidup, dan definisi ini ia yakini sebagai definisi terbaik dan paling komprehensif. Dalam bukunya yang berjudul 'An Introduction to Social Psychology', ia menegaskan bahwa seorang psikolog tidak boleh puas dengan pemikiran sempit mengenai psikologi yang terbatas sebagai ilmu kesadaran. Dougall berpendapat bahwa peristiwa mental dapat dipelajari secara objektif melalui pengamatan pengaruhnya terhadap perilaku. 

McDougall mempelajari tipe perilaku purposif/purposive behavior. Perilaku ini bersifat spontan dan tidak memerlukan stimulus, sehingga berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama. Tujuan dari perilaku ini biasanya konstan. Namun jika ada kendala, individu cenderung melakukan perilaku-perilaku lain untuk meraih tujuannya. Purposive behavior akan semakin efektif bila terus dilatih, dan akan berhenti jika tujuan telah tercapai

Dougall vs Watson
Dougall menentang teori Watson bahwasanya insting tidak memiliki pengaruh apapun terhadap perubahan perilaku. Dougall menegaskan bahwa perubahan perilaku erat kaitannya dengan pengaruh dari insting. Menurutnya, setiap organisme memiliki insting sebagai bawaan lahir, yang menjadi motivasi untuk melakukan suatu tindakan dengan cara tertentu. Insting memiliki 3 komponen, yaitu persepsi, tingkah laku, dan emosi. McDougall menyatakan bahwa insting adalah pendorong semua perilaku dari hewan maupun manusia, sedangkan Watson berpendapat bahwa manusia tidak memiliki insting sehingga psikologi seharusnya menghapus istilah insting dalam mempelajari manusia.
older newer